Bakuman: Inspirasi Kerja Keras

Sebagian besar orang mungkin memandang sebelah mata terhadap komik. Mereka beranggapan bahwa komik adalah bacaan ringan yang hanya cocok untuk anak-anak. Namun, apakah teman-teman tahu bagaimana sebenarnya kehidupan para komikus itu? Jika teman-teman ingin tahu bagaimana sebenarnya drama kehidupan dibalik sebuah komik, silahkan teman-teman membaca sebuah komik Jepang (atau manga) berjudul Bakuman. Ternyata, hidup seorang mangaka (komikus) di Jepang itu keras Jenderal!

Bakuman ditulis oleh Tsugumi Ohba dengan ilustrasi gambar oleh Takeshi Obata. Mungkin jika teman-teman familiar dengan gambarnya, keduanya juga bekerja sama dalam Death Note, dan si Obata juga pernah menggambar untuk  Hikaru no Go. Bakuman menceritakan tentang dua orang sahabat yang memutuskan untuk mengikuti mimpi mereka untuk menjadi mangaka profesional. Mereka berdua bekerja sama membuat manga dengan nama samaran Ashirogi Muto, dengan Mashiro sebagai tukang gambarnya dan Takagi sebagai penulis ceritanya. Mereka nekat memasukkan manga karya mereka ke Shueisha, sebuah penerbit majalah manga yang terkenal dengan Weekly Shonen Jump-nya. Saat itu, mereka masih duduk di bangku SMP. Dibalik kisah perjuangan untuk menjadi seorang mangaka, disisipkan kisah romantis tentang Mashiro dan Azuki yang berjanji untuk tidak sering bertemu dan baru akan menikah setelah mimpi mereka berdua terwujud.

Di Jepang, manga diterbitkan secara berkala dalam bentuk majalah, misalnya Shonen Jump yang terbit mingguan. Untuk dapat dimuat dalam majalah ini, seorang mangaka harus memasukkan contoh awal karyanya untuk dinilai oleh dewan redaksi. Setelah dewan redaksi setuju, barulah manga tersebut akan diterbitkan dalam majalah tersebut. Di sini perjuangan baru saja dimulai. Setiap minggu, pihak majalah akan merangking tingkat popularitas sebuah judul manga. Manga yang popularitasnya menurun dapat setiap saat dihentikan penerbitannya untuk diganti dengan judul lain. Mangaka setiap minggunya harus mempersiapkan materi untuk episode selanjutnya diiringi dengan perasaan khawatir apakah popularitas judul mereka akan menurun. Setiap mangaka akan dibantu oleh seorang editor dari pihak penerbit untuk memastikan manga mereka selesai tepat waktu. Karena sibuknya pekerjaan mangaka, terkadang mereka dibantu oleh beberapa asisten untuk mempercepat kerja mereka.

Jika manga yang mereka buat sukses, maka kumpulan episode itu akan dibukukan menjadi sebuah kumpulan manga atau tankobon. Edisi tankobon inilah yang sering kita temui dalam toko-toko buku di Indonesia. Jika manga tersebut sangat populer, maka akan dibuatkanlah seri animasinya. Manga yang sangat melegenda barulah akan dibuat versi live action movie-nya. Namun, jika sebuah manga gagal, maka mangaka harus mempersiapkan untuk mengakhiri karyanya dan menulis karya kembali dari nol.

Membaca perjuangan Mashiro dan Takagi memberikan inspirasi kepada saya. Melihat bagaimana mereka sampai larut malam memikirkan cerita dan membuat gambar mengingatkan saya untuk bekerja lebih keras, lebih-lebih tahun ini sepertinya akan menjadi tahun yang penuh pekerjaan bagi saya. Ya, semoga saja semua dapat berjalan lancar dan selamat bekerja keras untuk hidup yang lebih baik..

11 tanggapan untuk “Bakuman: Inspirasi Kerja Keras

  1. Saya sukaaaaaa manga-nya dan juga anime-nyaaa! 😀
    Saya semakin nge-fans ama Obata Takeshi-sensei. 😳

    Oh ya, manga versi Indonesianya ada gak sih? ❓

  2. yaah walaupun saya ga baca manganya, tp saya liat animenya,, bener2 sbuah cerita inspiratif, dan ga seperti apa yg di bayangkan dari apa2 yg di tuduhkan kalo anime / manga tuh cuma buat anak2..
    DAN dalam cerita tuh apa yg kita keluhkan dalam pekerjaan, hampir semua ada (misalkan kalo kita jadi mangaka sperti mereka), dan kita pun setuju dengan keluhan itu, tp selalu saja terbantahkan, dan ada masukan baru untuk terus berusaha…!!!

Tinggalkan Balasan ke arifn Batalkan balasan